Kementrian Bappenas RI tahun ini menyusun dokumen teknis Strategi Nasional (Stranas) anak tidak sekolah (ATS) dalam upaya penanggulangan ATS, karena di Indonesia ada 9 persen dari jumlah anak usia sekolah yang harusnya sekolah tapi tidak bisa merasakan pembelajaran disekolah karena berbagai faktor alasan kenapa mereka tidak sekolah.
Pihak Tim Bappenas dan Unicef melakukan kunjungan best practise di Kabupaten Brebes untuk memperkaya kebijakan teknis stranas ini selama 3 hari (2-4 Juli 2018).
Metode yang dilakukan melalui lewat Fokus Group Discusion (FGD), dan interview dengan potensial kebijakan ATS dan pihak yang berkepentingan seperti dengan civil society yang membantu dan mendorong komitmen dalam mensukseskan gerakan kembali bersekolah.
Konsultan Unicef untuk Stranas John Howe dan Isabella Tirto Waluyo, diminta untuk melakukan penggalian data dukung dan implementasi di Kabupaten Brebes yang dianggap sudah punya pengalaman dalam penanggulangan ATS melalui gerakan kembali bersekolah.
” Masukan dari Kabupaten Brebes inilah diman pengalamandaerah ini dalam pengembalian ATS ke sekolah baik aspek pengalaman pendataan, pengembalian siswa hingga regulasi dan pengalaman pendampingan ATS di desa atau kelurahan, bisa jadi bahan literasi terbaik” ungkap isabella, Rabu (4/7/2018).
Bela menambahkan, komitmen para pejabat di Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta pihak terkait GKB dan kendala yang ada bisa menjadi bahan tambahan penyempurnaan stranas ATS.
” Upaya pengembalian yang dilakukan Kabuoaten Brebes jelas membantu pihak kami dalam penyempurnaan dokumen teknis stranas, dan nantinya bisa menjadi bahan bagi kebijakan nasional,” imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Pemsosbud Baperlitbangda Kabupaten Brebes Khaerul Abidin mengatakan, tindakan lokal berdampak global. ” Penanggulangan ATS di Brebes dikemas dengan nama Gerakan Kembali Bersekolah (GKB), tahun 2017 sudah mengembalikan ATS ke sekolah sebanyak 1.212 anak, tahun ini 2018 target 13.000 anak, kemungkinan besar target tahun 2018 tidak sampai terlampaui 100 persen, hanya 50 persen dari target yang ada,” terangnya.
Lanjut khaerul, banyak kendala yang muncul terkait penyampaian target, karena motivasi ATS yang kembali ke sekolah kurang tinggi, termasuk motivasi orangtua juga sangat penting, faktor lainnya adalah keterbatasan dana.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten sudah mengalokasikan 5,7 milyar dari dana APBD di perubahan anggaran tahun 2018, termasuk dukungan CSR dari perusda daerah yang dikumpulkan untuk nantinya diberikan kepada mereka yang sudah kembali sekolah dan aktif sekolah. Besarannya CSR adalah sesuai pagu Bupati Brebes untuk anak ATS dan tahun ini akan diberikan 220 anak dengan besaran Rp 500 ribu untuk anak yang masih aktif di jenjang SMP/MTs dan Paket B.
Sementara itu, Ketua FMPP Kabupaten Brebes Bahrul Ulum, mengapresiasi Kementrian Bappenas dan Unicef yang tahun ini menyusun stranas ATS maka contoh baik dari intervensi inovasi di Kabupaten Brebes ini bisa bermanfaat bagi Kab/Kota di Indonesia. (BU)