BREBES – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Brebes mencatat, angka anak yang tidak sekolah mencapai sebanyak 17.645 orang. Dari jumlah itu, anak yang paling banyak putus sekolah ada di Kecamatan Bantarkawung sebanyak 1.980 anak. Lalu, Losari dengan 1.899 anak, Ketanggungan 1.359 anak, Larangan 1.289 anak dan diikuti kecamatan lain.
Namun, data dari Ketua Gerakan Kembali Bersekolah (GKB) Brebes, Muminah, menunjukkan angka putus sekolah berbeda dengan dana dinas. Dia menuturkan berdasarkan pendataan secara langsung dan manual, dari total jumlah penduduk sebanyak 1.796.004, ada 7.722 anak yang tidak bersekolah. Data itu disortir dan tercatat by name by address. Jumlah itu merupakan anak usia sekolah 7- 18 tahun.
“Kami melakukan pendataan menemukan angka itu. Selebihnya, memang ada anak Brebes yang putus sekolah namun berada di luar kota,” terangnya.
Dijelaskan, rata-rata anak yang tidak sekolah berdasarkan pendataannya, paling banyak karena faktor malas dengan jumlah 237 anak, kedua faktor ekonomi atau tidak mempunyai biaya dengan jumlah 228 anak, kemudian karena ingin bekerja sebanyak 175 anak, alasan menikah 23 orang, dan selebihnya karena faktor lain.
Menurutnya, akses pendidikan menjadi masalah di Brebes karena luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar. Pihaknya, pada tahun ini menargetkan kembali akan ada 1.000 anak putus sekolah yang kembali bersekolah.
Pemerintah Australia melalui program bilateral Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK) mendukung Pemerintah Indonesia dalam penanganan masalah pendidikan, melalui GKB di Kabupaten Brebes. Program GKB telah dimulai di 2017. Saat ini, sebanyak 1.212 anak telah kembali bersekolah.
“Gerakan ini dapat berhasil berkat upaya bersama antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan masyarakatnya sendiri. Saya berharap praktik seperti itu akan terus berlanjut di Brebes,” kata Minister Counselor Kedutaan Besar Australia, Fleur Davies.
Kepala Dinas Pendidikan, Tahroni, menuturkan ada Rp 5,7 miliar untuk pendidikan. Di antaranya anggaran untuk membiayai anak putus sekolah untuk kembali bersekolah.
“Melalui gerakan ini, pendidikan 12 tahun yang dicanangkan Pemkab Brebes akan terpenuhi,” kata Tahroni saat mendampingi tim dari Kedutaan Besar Australia.
Diakuinya, hambatan yang dialami untuk mengembalikan anak ke sekolah yakni, keterbatasan anggaran pemerintah. Karena itu, ia berharap ada pihak lain termasuk dari swasta yang ikut membantu gerakan itu.
Ia mengatakan, pihaknya telah mendata anak yang putus sekolah. Selanjutnya, mereka akan diikutkan gerakan itu secara bertahap setiap tahunnya.
Reporter: Reza Abineri
Sumber : https://kumparan.com/panturapost/ribuan-anak-di-brebes-alami-putus-sekolah
Editor: Muhammad Irsyam Faiz